Malam itu, seperti biasa,
Kubasuh telapak tanganku, mukaku, kubersihkan semua kotoran dari tubuhku
Kusiapkan tempat ternyaman, untukku bersama-Mu, hanya berdua dalam keheningan malam
Kukenakan pakaian terbaikku, untuk menyambut perjumpaan dengan-Mu, menghabiskan kebersamaanku dengan-Mu
Salam perjumpaan kulantunkan, kutepiskan semua yang berlalu lalang dalam pikiranku, hanya semata-mata tertuju pada-Mu
Kutumpahkan semua isi di dada ini, berujar hanya dengan-Mu, penuh kesyahduan dalam keheningan sepertiga malamku
Tiba-tiba aku terhenyak, sekelebat hadir bila tiba masanya Kau mengundangku menuju keabadian, tubuhku bergetar hebat, air matamu mengalir di kedua pipiku
Bukan, bukan ku tak cinta pada Mu, rasa berat menghujamku akan bayang buah hatiku, yang tak pernah sekejap pun melepaskan tanganku,
Sesak rasa dada ini, kesiapanku belumlah purna, ada beribu alasanku untuk tetap tinggal, melanjutkan impian buah hatiku
Bukan, bukan aku tak mengharap jumpaMu, berilah aku waktu tuk menuntaskan peranku, mendampingi buah hatiku menjempu impiannya
Tangguhkan dulu masaku, biarkan cintamu yang besar mendampingiku, tetaplah hadir di sepertiga malamku, hanya berdua, mendengarkan keluh kesahku
Di tengah wabah corona, 26 Maret 2020
Reblogged this on Rumah Media Grup.
LikeLike